LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) sangat mendukung pembiayaan untuk ekspor pesawat jenis CN-235 ke Segenal dan Nepal, salah satu kawasan yang ada di Afrika dan juga Asia Selatan dengan total nilai sebesar Rp. 354 miliar untuk bisa memasuki pasar non tradisional. Pembiayaan yang diberikan kepada PT. Dirgantara Indonesia atau PTDI ini dilakukan dengan menggunakan skema dari PKE (Penugasan Khusus Ekspor) dari para Pemerintah dan hal ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen untuk mendukung adanya peningkatan ekspor produk-produk unggulan. Untuk PTDI sendiri mereka mengeskpor ke Senegal merupakan kali keduanya setelah Ke Nepal pada sekitar tahun 2019.
Agus Windiarto selaku Sekretaris Lembaga LPEI Indonesia mengatakan bahwa, dukungan dari LPEI tersebut sangat penting sekali untuk bisa meningkatkan nilai ekspor baik itu dari sisi tujuan ataupun volume. Dengan adanya perluasan ekspor ke beberapa negara yang non tradisional yaitu, seperti negara Asia Selatan dan juga Afrika yang sangat terbuka. Tetapi ada kawasan-kawasan tertentu mempunyai risiko yang bisa dibilang sangat sering sekali dihindari oleh para pelaku industri ataupun para perbankan nasional. Para Pemerintah juga memastikan akan selalu menyediakan semua fasilitas guna bisa menembus pasar-pasar tersebut.
Dalam salah satu acara Ferry Flight Pesawat CN 235 PT. Dirgantara Indonesia ke negara Senegal beberapa waktu yang lalu Agus Windiarto mengatakan bahwasanya “Peran para Pemerintah lewat LPEI guna bisa memberikan pembiayaan ekspor secara khusus ke beberapa negara yang non tradisional ini bisa menstimulasi industri dan strategi dalam upaya melakukan sebuah perdagangan ekspor ke negara tersebut.”
LPEI sebagai Special Mission Vehicle atau SMV dari Kementerian Keuangan RI, terbukti sangat mampu untuk menjembatani PTDI yang merupakan salah satu dari industri strategi nasional agar bisa menembus pasar-pasar non tradisional. Dengan adanya upaya perluasan pasar tersebut sangat diyakini bisa mendapatkan sebuah kontribusi dalam upaya mendorong pertumbuhan dari ekonomi.
Bagi industri nasional dengan ekspor pesawat terbang ke Sanegal ini mempunyai nilai yang sangat strategis, karena dengan supply record export order dan jua dengan kepuasan dari para pelanggan yang ada di luar negeri ini menjadi salah saatu dari syarat yang paling utama dalam evaluasi sebuah tender-tender kelas internasional. Proyek yang satu ini juga bisa dibilang sebagai salah satu dari langkah strategis guna bisa memasuki pasar di negara-negara Asia Selatan dan juga kawasan di negara Afrika.
Manfaat dari adanya pembiayaan LPEI kepada pihak PTDI ini turut ikut mempengaruhi puluhan dari industri yang ada di dalam negeri untuk memasok kebutuhan industri dari pesawat terbang tersebut, bidang-bidang tersebut antara lain ada bidang het treatment, maching for landing gear, tube forming, thermo froming of acrylic, tool and jig, plyurethane dan masih banyak sekali puluhan industri yang lainnya.
Untuk catatan, LPEI Indonesia merupakan salah satu lembaga yang sudah diberikan sebuah mandat oleh para pemerintah guna bisa memberikan sebuah penyediaan pembiayaan, asuransi, penjamin ekspor dalam rangka untuk mendukung sebuah program ekspor nasional yang terdapat di dalam Undang-undang No.2 tahun 2009. LPEI juga mendapatkan sebuah penugasan yang sangat khusus ekspor atau National Interest Account disingkat menjadi NIA dari para pemerintah guna bisa menyediakan pembiayaan ekspor untuk transaksi ataupun proyek yang dilakukan secara komersial sulit dijalankan, tetapi tetap dianggap sangat perlu oleh para pemerintah.