Apa itu detergen gel? Detegen menjadi bahan utama dalam membantu kita menyelesaikan pekerjaan rumah tangga mencuci. Bahan utama ini digunakan untuk membersihkan pakaian. Istilahnya pun dipilih untuk membedakannya dengan sabun biasa.
Berbeda dengan sabun biasa, deterjen memiliki kelebihan pada daya cuci yang lebih baik dengan tidak terpengaruh oleh kandungan mineral tertentu yang ada di dalam air.
Selain membersihkan pakaian, deterjen juga mampu membasmi kuman dan bakteri yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit kita. Lalu, kamu sudah mengetahui belum berbagai jenis atau macam-macam deterjen di sekitarmu? Nah, yuk coba kenali di sini.
Kandungan Deterjen Gel untuk pakaian
Beberapa kandungan pada deterjen di bawah ini lah yang membantu kita menghasilkan pakaian yang bersih dan wangi. Yuk kenali sekilas.
Surfaktan
Surfaktan memiliki sifat sebagai zat pembasah, zat pengemulsi, dan pendispersi yang dapat membuat deterjen mampu mengangkat kotoran dari kain dan menahan kotoran tersebut tetap berada dalam air cucian.
Deterjen biasanya mengandung beberapa jenis surfaktan, seperti anionik (sabun) dan nonionik (alkohol lemak teretoksilasi).
Penguat (builder)
Builder merupakan komponen kunci yang dapat membantu cara kerja surfaktan agar lebih optimal.
Penguat atau builder ini bekerja dalam mengurangi ion kalsium dan magnesium sehingga deterjen dapat membersihkan dengan baik. Sodium tripolyphosphate (STPP) merupakan contoh penguat yang banyak digunakan. STTP juga mampu menjaga kondisi alkali saat mencuci kotoran lemak, mampu melindungi mesin cuci dari karat, dan membantu menahan kotoran tetap dalam air cucian sehingga tidak kembali menempel pada pakaian.
Pemutih (bleaching)
Pemutih berfungsi dalam menghilangkan noda membandel dan menjamin higienitas pakaian dengan membunuh bakteri.
Enzim
Enzim yang ada di kandungan deterjen khususnya adalah protease, lipase, amilase. Kandungan enzim tersebut adalah enzim-enzim katalisator yang mampu menghancurkan beberapa jenis kotoran membandel pada kain.
Pengisi (filler)
Kandungan pengisi ini bekerja untuk menyesuaikan bahan aktif yang terkandung dalam deterjen dengan jumlah atau dosis penggunaan yang dianjurkan. Sebagai contoh, memperbanyak dan memperbesar volume bahan agar produk menjadi lebih ekonomis.
Zat pengisi adalah natrium sulfat yang terkandung pada deterjen bubuk, serta air dan pelarut dalam deterjen cair.
Bahan Tambahan Lain
Bahan tambahan lain yang ada pada deterjen pakaian tersedia dalam jumlah yang sedikit, beberapa bahan tambahan yang dimaksud adalah:
- Penstabil enzim
- Pemutih fluoresen yang meningkatkan tingkat warna putih dari kain dan mencegah kain menguning
- Antiredeposition agent atau zat pencegah penumpukan kotoran seperti derivat selulosa (karboksimetilselulosa) yang membantu melepaskan kotoran dari kain
- Antibusa seperti silikon untuk mengatur kadar busa yang dihasilkan sehingga mesin cuci dapat beroperasi dengan baik
- Parfum atau pewangi
- Pelembut
- Pewarna
- Antibakteri
- Penghambat karat, contohnya natrium silikat
Sifat Deterjen Gel dengan Bahan kimia dan Alami
Deterjen Gel yang dibuat dengan berbagai bahan kimia seperti surfaktan, builder, filler dan sebagainya juga memiliki dampak negatif untuk manusia hingga lingkungan.
Bahan surfaktan pada deterjen dapat menyebabkan kulit manusia menjadi kasar. Pada lingkungan, surfaktan ini pun dapat meracuni biota air sehingga merusak organ pernapasan ikan.
Builder yang terkandung pada deterjen pun dapat mengurangi oksigen yang ada pada air akibat pertumbuhan dan perkembangan algae (phytoplankton) yang terlalu cepat. Algae sendiri adalah makanan bakteri, sehingga pertumbuhannya yang cepat dapat memicu populasi bakteri yang berlebihan.
Oleh karena itu, banyak alternatif solusi yang disebarluaskan dan diusahakan untuk tetap dilakukan demi menjaga lingkungan, yakni dengan deterjen bahan alami. Berikut beberapa contohnya:
- Baking soda
- Asam cuka
- Jeruk lemon
- Boraks
- Lerak
Selain jenis bahan alami di atas, kamu juga bisa memilih deterjen yang menghasilkan sedikit busa.